Skintific
Skintific
Skintific Skintific Skintific

Francis Darwin: Putra Charles Darwin yang Bersinar di Dunia Botani

Skintific

Francis Darwin: Ilmuwan Botani yang Meneruskan Warisan Kejeniusan Sang Ayah

Koran Bandung- Jika Charles Darwin dikenal sebagai pencetus teori evolusi, maka Francis Darwin, salah satu anaknya, patut dikenang sebagai ilmuwan botani yang berjasa besar dalam mengembangkan ilmu tumbuh-tumbuhan. Lahir dalam keluarga ilmuwan ternama, Francis bukan hanya bayang-bayang dari sang ayah. Ia menapaki jalannya sendiri di dunia ilmu pengetahuan dan berhasil memberikan kontribusi nyata yang diakui hingga kini.

Francis Darwin: Putra Charles Darwin yang Bersinar di Dunia Botani
Francis Darwin: Putra Charles Darwin yang Bersinar di Dunia Botani

Baca Juga : Susi Air Resmi Terbangkan Rute Yogyakarta–Bandung PP Mulai Hari Ini!

Skintific

Latar Belakang Keluarga dan Pendidikan

Francis Darwin lahir pada 16 Agustus 1848, di Down House, rumah keluarga Darwin di Kent, Inggris. Ia adalah anak ketiga dari Charles Darwin dan Emma Wedgwood, dan tumbuh dalam lingkungan yang sangat mendukung kebebasan berpikir dan eksplorasi ilmiah. Dari kecil, Francis sudah akrab dengan eksperimen dan diskusi ilmiah yang sering dilakukan ayahnya di rumah.

Ia menempuh pendidikan di Trinity College, Cambridge, awalnya mengambil jurusan matematika, lalu kedokteran, sebelum akhirnya memilih untuk fokus pada botani—bidang yang kemudian menjadi spesialisasinya.


Kolaborasi Langsung dengan Charles Darwin

Francis Darwin memiliki kesempatan langka: bekerja langsung bersama ayahnya dalam berbagai eksperimen, terutama yang berkaitan dengan fisiologi tumbuhan. Ia menjadi asisten utama Charles Darwin dalam proyek-proyek penelitian menjelang akhir hayat sang ayah.

Karya kolaboratif mereka yang paling terkenal adalah buku “The Power of Movement in Plants” (1880), yang meneliti bagaimana tanaman merespons rangsangan cahaya, gravitasi, dan sentuhan. Dalam buku ini, Francis memainkan peran vital, baik dalam pengamatan laboratorium maupun penulisan naskah ilmiah.


Karier Ilmiah yang Mandiri

Setelah wafatnya Charles Darwin pada tahun 1882, Francis Darwin melanjutkan kariernya secara independen dan makin dikenal sebagai ahli botani terkemuka. Ia mengajar di University of Cambridge, tempat ia menjadi profesor botani dan anggota Royal Society.

Penelitiannya berfokus pada fisiologi tanaman, terutama dalam:

  • Respons tanaman terhadap cahaya (fototropisme)

  • Pertumbuhan dan perkembangan akar dan batang

  • Pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman

Ia adalah salah satu ilmuwan awal yang menyelidiki hormon tumbuhan secara tidak langsung, membuka jalan bagi penemuan lebih lanjut di abad ke-20 tentang auksin, hormon yang mengatur pertumbuhan tanaman.


Penjaga dan Penyunting Warisan Ilmiah Charles Darwin

Selain menjadi ilmuwan, Francis juga berperan sebagai penyunting utama surat-surat dan catatan ayahnya. Ia menyusun dan menerbitkan beberapa karya penting pasca wafatnya Charles Darwin, di antaranya:

  • The Life and Letters of Charles Darwin (1887)

  • More Letters of Charles Darwin (1903)

Karya-karya ini tidak hanya memperkenalkan pemikiran Charles Darwin ke khalayak luas, tetapi juga mengabadikan sisi humanis dan pribadi sang ilmuwan, yang sebelumnya tidak banyak diketahui publik. Francis berhasil menyajikan sosok ayahnya bukan hanya sebagai ilmuwan, tapi juga sebagai ayah, suami, dan teman yang penuh kasih dan rasa ingin tahu.


Pengakuan dan Warisan

Francis Darwin diangkat sebagai Fellow of the Royal Society dan menerima gelar kebangsawanan (Sir) atas jasa-jasanya dalam bidang botani. Ia juga pernah menjabat sebagai Presiden British Association for the Advancement of Science, sebuah lembaga ilmiah prestisius di Inggris.

Francis wafat pada 19 September 1925, namun warisan ilmiahnya tetap hidup. Ia dikenang sebagai salah satu pelopor fisiologi tumbuhan modern dan sebagai tokoh kunci dalam menyebarkan karya dan pemikiran ayahnya kepada dunia.


Penutup: Pewaris Kecerdasan yang Membangun Jalannya Sendiri

Francis Darwin adalah contoh sempurna dari seorang ilmuwan yang lahir dari keluarga besar, namun tetap mampu berdiri atas nama dan prestasinya sendiri. Ia tidak hanya meneruskan semangat sains ayahnya, tetapi juga memperkaya dunia ilmu pengetahuan lewat riset-riset botani yang mendalam.

Kisah Francis mengajarkan kita bahwa intelektualitas sejati adalah tentang eksplorasi tanpa henti, kolaborasi antar generasi, dan dedikasi dalam menyebarkan ilmu kepada masyarakat luas. Dalam sejarah sains, ia adalah sosok yang menjembatani dua dunia: darah keluarga dan dedikasi ilmiah.

Skintific