Bandung – SBY Ungkap Bagi sebagian orang, melukis hanyalah hobi. Tapi bagi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), lukisan adalah ruang sunyi tempat jiwa berbicara. Dan dari ruang sunyi itu, lahirlah karya terbaru berjudul “The Legend and The Beauty Tangkuban Perahu”, lukisan yang bukan hanya indah di mata, tapi juga dalam makna.
Baru-baru ini, SBY secara pribadi mengungkap kisah di balik lukisan tersebut — dan seperti biasa, ada kisah, rasa, dan sejarah yang mengalir di setiap goresan kuasnya.
Bukan Sekadar Gunung dan Wanita
Lukisan “The Legend and The Beauty Tangkuban Perahu” menggambarkan panorama Gunung Tangkuban Perahu yang megah di kejauhan, dilengkapi sosok wanita anggun di latar depan — merepresentasikan tokoh Dayang Sumbi, figur sentral dalam legenda rakyat Sunda.
Baca Juga : Petugas Evakuasi Mercy Ringsek di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny
Tapi menurut SBY, lukisan ini bukan hanya visualisasi legenda, melainkan refleksi mendalam tentang konflik batin, cinta, dan pengorbanan.
“Saya ingin menghadirkan kisah Dayang Sumbi bukan sekadar sebagai ibu dari Sangkuriang, tetapi sebagai sosok perempuan kuat, bijak, dan manusiawi — yang berani menolak cinta demi kebenaran,” ungkap SBY dalam pernyataan resminya.
Di Balik Goresan: Tentang Manusia dan Pilihan
Legenda Tangkuban Perahu seringkali direduksi menjadi kisah cinta terlarang antara anak dan ibu. Namun lewat lukisannya, SBY mengajak publik melihat dari sisi lain: ini bukan hanya soal larangan, tapi soal pilihan moral yang menyakitkan namun benar.
Lukisan ini memperlihatkan Dayang Sumbi yang berdiri sendiri di tengah lanskap sunyi — simbol dari kesendirian dalam kebenaran, sebuah tema yang menurut SBY, sangat relevan dalam kehidupan modern saat ini.
“Kadang dalam hidup, memilih yang benar artinya menanggung kesepian. Tapi justru di sanalah nilai sejati manusia diuji,” tulisnya dalam catatan singkat yang menyertai lukisan.
SBY: Dari Panglima, Presiden, Menjadi Seniman
Banyak yang lupa — di balik sosok jenderal dan negarawan, SBY adalah seorang seniman sejati. Ia sudah melukis ratusan karya sejak masa pensiunnya. Karya-karyanya tidak hanya dipamerkan, tapi juga dikoleksi dan dipelajari oleh komunitas seni.
Gaya melukisnya sering disebut “realistik romantik”, dengan sentuhan filosofis. Ia tidak sekadar meniru pemandangan, tapi menyisipkan nilai, sejarah, dan perenungan dalam setiap detailnya.
Seni sebagai Terapi Jiwa dan Catatan Sejarah
SBY mengaku bahwa melukis adalah bagian dari proses penyembuhan pribadi setelah kepergian istri tercintanya, Ani Yudhoyono, sekaligus cara mencatat sejarah dan perasaan dalam warna.
“The Legend and The Beauty Tangkuban Perahu” bukan karya biasa. Ia adalah kombinasi antara sastra lisan Nusantara, filosofi kepemimpinan, dan ekspresi batin dari seorang negarawan yang kini bicara lewat kanvas.
Penutup: Dari Legenda ke Lukisan, Dari Kisah ke Kehidupan
SBY sekali lagi membuktikan bahwa seni bukan hanya milik pelukis profesional. Ketika seorang mantan presiden menuangkan legenda ke dalam lukisan, kita tidak hanya melihat gambar — kita melihat cara pandang, tafsir pribadi, dan hati yang bicara.






